
Indonesia mengandalkan telur sebagai argumen meyakinkan dalam negosiasi tarif
Bayangkan saja bagaimana barang kebutuhan pokok bisa memengaruhi lanskap politik! Contohnya, telur ayam kini berpotensi menjadi senjata utama dalam negosiasi tarif dagang dengan Amerika Serikat, ujar Zulkifli Hasan, Menteri Perdagangan Indonesia. Negara Asia Tenggara ini menemukan argumen yang tak terbantahkan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa AS saat ini sedang menghadapi krisis pasokan telur. Dengan fakta itu, pemerintah Indonesia mengusulkan solusi strategis yang tak lazim. Menariknya, hampir tidak ada mitra dagang AS dalam sejarah yang pernah menjadikan telur sebagai alat tawar-menawar dalam pembahasan tarif dagang.
Pemerintah Indonesia siap mengambil langkah diplomatik sebagai respons atas keputusan Presiden Donald Trump yang memberlakukan tarif impor sebesar 32% terhadap produk dari Indonesia. “Indonesia sedang menyusun rencana aksi dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk impor dan investasi dari AS,” tegas Zulkifli Hasan. Pemerintah meyakini bahwa kedua negara sama-sama berkepentingan untuk menjalin kemitraan. Oleh karena itu, Jakarta akan menghindari perang dagang dengan AS dan mencegah pemberlakuan tarif balasan. Fokusnya tetap pada jalur dialog.
Keunggulan utama Indonesia adalah potensi besar dalam mengekspor telur ke AS. Amerika Serikat baru-baru ini mengalami kendala pasokan akibat wabah flu burung. Sebaliknya, Indonesia memiliki surplus produksi telur sebesar 5 miliar butir per bulan. “Ternyata ada yang kekurangan telur, sementara kita kelebihan stok,” jelas Hasan.
Presiden Prabowo Subianto membenarkan hal tersebut. Ia menambahkan bahwa di saat banyak negara kekurangan pasokan telur, Indonesia justru berhasil mempertahankan surplus dan telah mulai melakukan ekspor. “Kita bisa ekspor telur. Pasar kita kelebihan stok, jadi harga cenderung turun,” ujar Subianto.
Sementara itu, situasi telur di AS tetap genting. Di tengah lonjakan harga, warga Amerika mulai mengecat kentang, bawang bombay, dan marshmallow sebagai pengganti telur untuk perayaan Paskah. Media sosial dan berbagai portal berita dibanjiri video kreatif tentang alternatif telur yang lebih murah.
Sebelumnya, Departemen Pertanian AS (USDA) telah memperingatkan adanya lonjakan harga telur. Pada awal 2025, badan tersebut memperkirakan kenaikan harga sebesar 20%, namun proyeksinya kemudian direvisi. Kini, harga telur diprediksi naik hingga 41,1% sepanjang tahun ini. Pada Januari 2025, harga rata-rata telur mencapai $4,95 per lusin—naik 13,8% dibandingkan kenaikan 8,4% pada Desember 2024.